Memanipulasi Gugus Fungsi (I)
Mengganti Gugus Fungsi Yang Bersifat Heteroatom
1. Mengganti
gugus fungsi yang bersifat heteroatom
Gugus fungsi adalah Sekelompok atom yang bertanggung
jawab untuk reaksi karakteristik senyawa. Gugus fungsi mengacu pada atom
tertentu yang terikat dalam susunan tertentu yang memberikan sifat fisik dan
kimia tertentu senyawa
Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa
karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa
ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap tiga, dan atom/ gugus atom.
Meskipun senyawa-senyawa karbon mempunyai unsure dasar sama yaitu karbon,
tetapi sifat-sifatnya jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini
disebabkan oleh gugus fungsi yang diikat berbeda. Ketiga senyawa tersebut
dibedakan oleh gugus –H, gugus – C = C -, dan gugus – OH. Gugus inilah yang
membedakan sifat ketiganya, baik sifat fisika dan sifat kimia. Senyawa-senyawa
karbon yang mempunyai gugus fungsional yang sama dikelompokkan dalam satu
golongan.
Sebagian besar molekul organik memiliki ikatan σ C–C
and C–H. Ikatan ini bersifat kuat, nonpolar, dan tidak mudah terputus.
Molekul-molekul organik memiliki ciri khas berupa sifat struktural sebagai
berikut:
Heteroatom–atom selain karbon atau hidrogen. Heteroatom
pada umumnya adalah nitrogen, oksigen, sulfur, fosfor dan halogen. Ikatan π.
Sebagian besar ikatan π terdapat pada ikatan rangkap dua C–C dan C–O.
Sifat struktural inilah yang membedakan suatu
molekul organik dengan molekul lainnya. Sifat ini menentukan geometri, sifat
fisik dan reaktivitas suatu molekul, dan termasuk dalam apa yang disebut
sebagai gugus fungsional.
Gugus fungsional adalah suatu atom atau
kelompok atom yang memiliki karakteristik fisikokimia tertentu. Gugus fungsi
merupakan bagian yang reaktif daru sebuah molekul.
Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada
suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang
dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π
memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia.
Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.
Meskipun ikatan π memiliki pengaruh yang kuat dalam
menentukan karakteristik molekul, bukan berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak
penting. Ikatan-ikatan tersebut membentuk skeleton atau rangka
dasar karbon tempat gugus-gugus fungsional terikat.
Misalnya etana, yang hanya memiliki ikatan σ C–C dan
C–O, sehingga tidak memiliki gugus fungsional. Etana tidak memiliki ikatan
polar, pasangan elektron bebas, maupun ikatan π, sehingga tidak ada sisi
reaktif. Karena itu, etana dan molekul-molekul yang sejenis dengannya sangat
tidak reaktif. Di sisi lain, etanol memiliki dua atom karbon dan lima atom
hidrogen pada rangka induknya, serta satu gugus OH, suatu gugus fungsional yang
disebut gugus hidroksi.
Etanol memiliki pasangan elektron bebas dan ikatan polar yang membuatnya
bersifat reaktif dengan berbagai macam pereaksi.
Secara umum gugus fungsional atau selanjutnya
disebut gugus fungsi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Hidrokarbon
b) Senyawa
yang memiliki ikatan σ C–Z (Z = suatu unsur elektronegatif)
c) Senyawa
yang memiliki ikatan σ C=Z
Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya terdiri
dari unsur karbon dan hidrogen. Ikatannya dapat bersifat alifatik maupun
aromatik. Hidrokarbon alifatik.
Hidrokarbon alifatik dapat digolongkan menjadi 3:
1) Alkana, hanya memiliki ikatan
σ C–C dan tidak memiliki gugus fungsional, misalnya etana (CH3CH3).
2) Alkena, memiliki ikatan
rangkap dua C–C sebagai suatu gugus fungsi, misalnya etena/etilen (CH2=CH2)
3) Alkuna, memiliki ikatan
rangkap tiga C–C sebagai suatu gugus fungsi, misalnya etena/asetilen (HC≡CH)
Hidrokarbon aromatik.
Kelompok ini dinamakan demikian karena saat pertama diketahui senyawa ini
memiliki karakteristik aroma yang kuat.
Hidrokarbon aromatik yang paling sederhana
adalah benzen. Cincin
anggota-enam dan tiga ikatan π pada benzen membentuk gugus fungsi tunggal.
Benzen adalah komponen dari campuran BTX (B untuk benzen) yang ditambahkan ke
gasolin untuk meningkatan nilai oktan.
Ketika cincin benzen diikatkan pada gugus lain, maka
disebut gugus fenil.
Misalnya pada fenilsiklohekana, suatu gugus fenil terikat pada cincin
sikloheksana.
Karena alkana tidak memiliki gugus fungsi, maka
sifatnya tidak reaktif kecuali di bawah kondisi yang sangat drastis.
Misalnya, polietilen, suatu
plastik sintetik yang merupakan alkana dengan berat molekul tinggi yang terdiri
dari rantai –CH2– yang terikat satu sama lain, sepanjang ratusan hingga ribuan
atom. Karena merupakan alkana yang tidak memiliki sis reaktif, maka senyawa ini
sangat stabil dan tidak mudah terdegradasi, namun akibatnya mampu bertahan
selama bertahun-tahun di tempat pembuangan sampah.
Senyawa
yang memiliki ikatan σ C–Z
Keberadaan heteroatom Z yang bersifat elektronegatif
menciptakan suatu ikatan polar, memboat karbon mengalami defisiensi
(kekurangan) elektron. Pasangan elektron bebas pada Z dapat bereaksi dengan
proton dan elektrofil lainnya, khususnya jika Z = N atau O. berbagai senyawa
sederhana dalam kategori ini telah banyak dimanfaatkan. Misalnya, kloroetana
(CH3CH2Cl, umumnya disebut etil klorida) merupakan suatu alkil halida yang
digunakan sebagai anestesi lokal. Kloroetana menguap dengan cepat ketika
disemprotkan pada luka, menyebabkan raa dingin yang menyebabkan rasa kebas pada
bagian terjadinya cedera.
Molekul-molekul yang mengandung gugus fungsi ini ada
yang sederhana, namun ada pula yang sangat kompleks. Dietil eter, anestesi umum
pertama yang merupakan eter sederhana dikarenakan mengandung atom O tunggal yang
terikat pada dua atom C. Sedangkan hemibrevetoksin B, megnandung empat gugus
eter, disamping gugus fungsi lainnya.
Senyawa
yang memiliki gugus C=O
Ada banyak jenis gugus fungsi yang mengandung ikatan
rangkap dua C–O (gugus karbonil). Ikatan polar C–O membuat karbon karbonil
bersifat elektrofil, sedangkan pasangan elektron bebas pada O menjadikannya
nukleofil dan basa. Gugus karbonil juga mengandung satu ikatan π yang lebih
mudah putus dibandingkan ikatan σ C–O. Atenolol dan donepezil merupakan contoh
obat yang mengandung berbagai gugus fungsi. Atenolol merupakan suatu β-bloker,
suatu kelompok obat yang digunakan untuk menangani hipertensi. Sedangkan
donepezil, digunakan untuk menangani demensia yang berkaitan dengan penyakit
Alzheimer.
Peran dari suatu gugus fungsi tidak dapat
ditentukan. Suatu gugus fungsi menentukan sifat-sifat molekul berikut:
-
Ikatan dan bentuk
-
Jenis dan kekuatan gaya antarmolekul
-
Sifat fisik
-
Tatanama
-
Reaktivitas kimiawi.
Permasalahan :
1. Apa
dan bagaimana bisa suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan
bersifat nukleofil? Jelaskan.
2. Ikatan
π memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan karakteristik molekul, bukan
berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak penting. Lalu apa yang menyebabkan ikatan π
ini pengaruhnya sangat kuat?
Baik lah saya akan mencoba menjawab permasalahan yang nomor 1 yaitu Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia.
ReplyDeleteMeskipun ikatan π memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan karakteristik molekul, bukatn berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak penting. Ikatan-ikatan tersebut membentuk skeleton atau rangka dasar karbon tempat gugus-gugus fungsional terikat.
Saya akan menjawab oertanyaan no 2
ReplyDeleteYang mempegaruhi ikatan π nya sangat kuat adalah kepolaran dari suatu senyawa itu sendiri
Baiklah saya akan menjawab permasalahan anda no 1.
ReplyDeleteSuatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.
Meskipun ikatan π memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan karakteristik molekul, bukatn berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak penting. Ikatan-ikatan tersebut membentuk skeleton atau rangka dasar karbon tempat gugus-gugus fungsional terikat.
Baiklah saya akan menjawab permasalahan anda no 1.
ReplyDeleteSuatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg ke-1:
ReplyDeleteikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia.
Meskipun ikatan π memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan karakteristik molekul, bukatn berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak penting.
Baik lah saya akan mencoba menjawab permasalahan yang nomor 1 yaitu Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia.
ReplyDeletesaya akan menjawab permasalahan anda no 1.
ReplyDeleteSuatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.
Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.
ReplyDeleteNo 1 Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia.
ReplyDeletejawaban permasalahan nomor 2 Ada banyak jenis gugus fungsi yang mengandung ikatan rangkap dua C–O (gugus karbonil). Ikatan polar C–O membuat karbon karbonil bersifat elektrofil, sedangkan pasangan elektron bebas pada O menjadikannya nukleofil dan basa. Gugus karbonil juga mengandung satu ikatan π yang lebih mudah putus dibandingkan ikatan σ C–O. Atenolol dan donepezil merupakan contoh obat yang mengandung berbagai gugus fungsi. Atenolol merupakan suatu β-bloker, suatu kelompok obat yang digunakan untuk menangani hipertensi. Sedangkan donepezil, digunakan untuk menangani demensia yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer.
ReplyDeletePeran dari suatu gugus fungsi tidak dapat ditentukan. Suatu gugus fungsi menentukan sifat-sifat molekul berikut:
- Ikatan dan bentuk
- Jenis dan kekuatan gaya antarmolekul
- Sifat fisik
- Tatanama
- Reaktivitas kimiawi.
Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia.
ReplyDeletesaya akan menjawab permasalahan yg pertama
ReplyDeleteSuatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.
Meskipun ikatan π memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan karakteristik molekul, bukan berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak penting. Ikatan-ikatan tersebut membentuk skeleton atau rangka dasar karbon tempat gugus-gugus fungsional terikat.
Misalnya etana, yang hanya memiliki ikatan σ C–C dan C–O, sehingga tidak memiliki gugus fungsional. Etana tidak memiliki ikatan polar, pasangan elektron bebas, maupun ikatan π, sehingga tidak ada sisi reaktif. Karena itu, etana dan molekul-molekul yang sejenis dengannya sangat tidak reaktif.